Kasus kekerasan pada anak di sekolah ataubully menjadi keperihatinan tersendiri untuk para orangtua. Apalagi aksi bully di sekolah sering membuat anak
mengalami tekanan mental. Aksi bully biasa
dilakukan oleh senior kepada junior atau kakak kelas kepada siswa baru.
Aksi bully sering terjadi mada masa masa orientasi siswa
atau ospek (penerimaan siswa baru). Efek bully bisa mengakibatkan gangguan psikis dan bahkan, anak
jadi tidak mau sekolah karena trauma. Itulah sebabnya, sebagai orangtua Anda
harus memberikan perhatian lebih pada anak.
Berikut ciri-ciri anak jadi korban bully di sekolah:
1. Mengalami luka memar atau lecet
Waspada jika
anak Anda pulang dalam kondisi yang tidak sehat seperti ada luka memar atau lecet. Segera hubungi sekolah apa yang sebenarnya terjadi.
Karena besar kemungkinan anak Anda menjadi korban bully.
2. Tidak mau bersekolah
Kekerasan di
sekolah sering membuat anak jadi tidak mau bersekolah. Mereka merasa tidak nyaman dan trauma untuk datang ke sekolah. Rasa
trauma ini disebabkan oleh kekerasan fisik. Segera selidiki penyebab anak tidak
mau bersekolah.
3. Pulang dengan raut muka murung
Perhatikan
raut muka anak Anda setelah pulang dari sekolah. Jika dia pulang dengan muka
murung, itu artinya ada yang aneh. Itu tanda kalau terjadi sesuatu di sekolah.Jika telalu sering murung, itu tanda kalau anak Anda jadi korban bully.
4. Minta pindah sekolah
Kasus bully di sekolah terkadang membuat
anak menjadi takut dan akhirnya ingin menghindar. Jika anak
Anda minta pindah sekolah tanpa sebab yang jelas, ini artinya ada masalah.
Kemungkinan besar dia jadi korban bully teman-temannya.
5. Perubahan sikap sosial
Apakah anak
Anda tidak suka keluar rumah dan bergaul dengan teman-temannya? Jika iya,
kemungkinan anak Anda pernah di bully. Efek bully bisa membuat si anak merasa takut dan memilih
berlindung di dalam rumah. Waspadalah, karena besar kemungkinan anak Anda
tengah tertekan.
Post a Comment
Post a Comment