-->

Partners

PANCASILA


Pancasila sebagai paradigma pembangunan pendidikan merupakan salah satu aspek yang penting untuk membangun pendidikan di Indonesia. Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha dasar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan atau keahlian dalam kesatuan organis harmonis dinamais, di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup.

Pendidikan sebagai bagaian dari Ilmu Humaniora memperlihatkan proses yang terus menerus mengarah pada kesempurnaan, yang semakin manusiawi. Pendidikan pada dasarnya ialah pemanusiaan, dan ini memuat hominisasi dan humanisasi. Hominisasi merupakan proses pemanusiaan secara umum, yakni memasukan manusia dalam lingkup manusiawi secara minimal. Humanisasi adalah proses yang lebih jauh, kelanjutan hominisasi. Dalam proses ini, manusia bisa meraih perkembangan yang lebih tinggi, seperti nampak dalam kemajuan-kemajuan budaya dan ilmu pengetahuan.


Salah satu agenda penting dalam upaya mengatasi krisis dalam kehidupan bangsa kita adalah melalui pendidikan karakter, pendidikan nilai, pendidikan moral, pendidikan akhlak, pendidikan budi pekerti. Pendidik (guru) yang baik adalah vital bagi kemajuan dan juga keselamatan bangsa. Guru tidak hanya menyampaikan idea-idea, tetapi hendaknya menjadi suatu wakil dari suatu cara hidup yang kreatif, suatu simbol kedamaian dan ketenangan dalam suatu dunia yang dicemaskan dan dianiaya.
Pendidik (guru) yang memiliki akhlak, budi pekerti, karakter yang baik, akan sangat kondusif dalam mewujudkan keberhasilan pendidikan moral, yang muaranya akan mendukung bagi peserta didik umum memiliki karakter yang baik. Karakter baik mencakup secara organis harmonis dan dinamis komponen-komponen pengetahun moral yang baik, perasaan moral yang baik, dan tindakan moral yang baik. Komponen-komponen karakter yang baik mencakup pengetahuan moral (moral knowing), perasaan moral (moral feeling), dan tindakan (moral action).
Komponen Moral Knowing meliputi enam unsur yaitu :
1. Moral awareness, kesadaran moral atau kesadaran hati nurani.
2. Knowing moral values atau pengetahuan tentang nilai-nilai moral.
3. Perspectives-talking atau perspektif yang memikat hati adalah kemampuan untuk memberi pandangan pada orang lain.
4. Moral reasoning atau pertimbangan-pertimbangan moral, adalah pengertian tentang apa yang dimaksud dengan moral, dan mengapa kita harus bermoral.
5. Decision-making atau pengambilan keputusan adalah kemampuan mengambil keputusan dalam menghadapi masalah-masalah moral.
6. Self-knowledge atau mengenal diri sendiri, adalahkemampuan mengenal atau memehami diri sendiri.
Kesadaran moral, mengenal diri sendiri, mengenal nilai-nilai moral, kemampuan memberi pandangan, pengambilan keputusan, dan pengenalan diri sendiri, adalah kualitas manusia utama, yang membuat orang memiliki pengetahuan moral (moral knowing), yang semuanya ini berkonstribusi terhadap bagian dari kognitif karakter.
Komponen-komponen Moral Feeling meliputi enam unsur penting, yaitu :
1. Conscience, kata hati atau hati nurani, yang memiliki dua sisi yaitu sisi kognitif dan sisi emosi.
2. Self-esteem atau harga diri. Mengukur harga diri kita sendiri berarti kita menilai diri sendiri.
3. Empathy atau empati adalah kemampuan untuk mengidentifikasi, seolah-olah mengalami sendiri apa yang dialami orang lain, atau merasakan apa yang orang lain rasakan.
4. Loving the good atau cinta pada kebaiukan, jika orang cinta akan kebaikan, maka mereka akan berbuat baik, dan mereka memiliki moralitas.
5. Self-control atau kontrol diri, adalah kemampuan untuk mengendalikan diri sendiri, dan hal ini diperlukan juga untuk mengekang kesenangan diri sendiri.
6. Humility atau kerendahan hati (lembah manah), adalah merupakan kebaikan moral yang kadang-kadang dilupakan atau diabaikan, pada hal ini merupakan bagaian terpenting dari karakter yang baik. Kerendahan hati adalah bagian dari aspek afektif dari pengetahuan terhadap diri sendiri.
Kata hati, harga diri, empati, cinta kebaikan, pengendalian diri, dan kerendahan hati, semuanya akan memperbaiki bagian emosi dari moralitas diri sendiri.
Komponen-komponen Moral Action, meliputi tiga unsur penting, yaitu :
1. Competence atau kompetrensi moral adalah kemampuan untuk menggunakan pertimbangan-pertimbangan moral dan perasaan dalam perilaku moral yang afektif.
2. Will atau kemauan, adalah kemampuan yang sering menuntut tindakan nyata dari kemauan, memobilitas energi moral untuk bertindak tentang apa yang kita pikirkan, apa yang harus kita kerjakan. Kemauan berada pada keberanian moral inti.
3. Habit atau kebiasaan. Suatu kebiasaan untuk bertindak secara baik dan benar perlu senantiasa di kembangkan.

Tugas pendidikan moral adalah membantu peserta didik supaya memiliki karakter atau akhlaq atau budi pekerti yang baik, sekaligus dimilikinya dalam diri peserta didik, pengetahuan, perasaan, dan tindakan moral yang saling melengkapi satu sama lain, dalam suatu kesatuan organis harmonis dinamis. Sedangkah tujuan pendidikan moral adalah membantu peserta didik agar menjadi bijak atau pintar (smart) dan membantu mereka menjadi orang yang baik. Baik dalam artinya adalah dimilikinya nilai-nilai yang dapat memperkokoh martabat manusia dan mengembangakan kebaikan individu dan masyarakat.

Related Posts

1 comment

  1. Where to Bet on Sports To Bet On Sports In Illinois
    The best worrione sports bet types and bonuses https://sol.edu.kg/ available in Illinois. The most common sports betting options available. Bet $20, Win worrione $150, Win https://jancasino.com/review/merit-casino/ $100 오래된 토토 사이트 or

    ReplyDelete

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter