A. Akulturasi agama hindu buddha di
Indonesia.
Perkembangan Agama Hindu
Akulturasi kebudayaan yaitu suatu proses percampuran antara
unsur-unsur kebudayaan yang satu dengan kebudayaan yang lain, sehingga
membentuk kebudayaan baru. Kebudayaan baru yang merupakan hasil percampuran itu
masing-masing tidak kehilangan kepribadian/ciri khasnya. Oleh karena itu, untuk
dapat berakulturasi, masing-masing kebudayaan harus seimbang. Begitu juga untuk
kebudayaan Hindu-Buddha dari India dengan kebudayaan Indonesia asli.
Sejarah
Perkembangan Hindu Budha Di Indonesia – Pada permulaan tarikh masehi, pada Benua Asia
terdapat 2(dua) negeri besar yang tingkat peradabannya itu dianggap sudah
tinggi, yaitu India dan juga Cina. Kedua negeri tersebut menjalin hubungan
ekonomi serta juga perdagangan yang baik. Arus lalu lintas perdagangan
serta juga pelayaran berlangsung dengan melalui jalan darat
serta laut.
Salah satu
jalur lalu lintas laut yang dilalui oleh India-Cina ialah Selat
Malaka. Indonesia terletak di jalur posisi silang dua benua serta juga dua
samudera, dan juga berada di dekat Selat Malaka mempunyai keuntungan,
yakni :
Sering dikunjungi oleh bangsa asing,
seperti India, Cina, Arab, serta juga Persia, Kesempatan untuk dapat
melakukan hubungan perdagangan internasional terbuka dengan lebar,
Pergaulan
dengan bangsa-bangsa lain juga akan semakin luas, Pengaruh dari bangsa asing
masuk ke Indonesia, seperti Hindu-Budha.
Keterlibatan
bangsa Indonesia didalam kegiatan perdagangan serta juga pelayaran
internasional yang menyebabkan timbulnya percampuran budaya. India
adalah negara pertama bangsa yang memberikan pengaruh kepada
Indonesia, yakni didalam bentuk budaya Hindu.
Terdapat beberapa
hipotesis yang dinyatakan para ahli megenai proses masuknya budaya
Hindu-Buddha ke Indonesia.
1.
Hipotesis Brahmana
Hipotesis
adalah mengungkapkan bahwa kaum brahmana tersebut amat berperan didalam
upaya penyebaran budaya Hindu diIndonesia. Para brahmana tersebut mendapat
undangan dari penguasa Indonesia untukdapat menobatkan raja serta
juga memimpin upacara-upacara keagamaan. Pendukung hipotesis
tersebut adalah Van Leur.
2.
Hipotesis Ksatria
hipotesis
ksatria, peranan dalam penyebaran agama serta budaya Hindu dilakukan oleh
kaum ksatria ini. Menurut hipotesis tersebut , pada masa lampau di
India sering terjadi peperangan diantar golongan pada dalam masyarakat. Para
prajurit yang kalah atau juga jenuh menghadapi perang, lantas pergi meninggalkan
India. Rupanya, diantara mereka terdapat juga yang sampai kewilayah
Indonesia. Mereka itulah yang kemudian berusaha untuk mendirikan
koloni-koloni baru ialah sebagai tempat tinggalnya. pada tempat itu
juga terjadi suatu proses penyebaran agama serta juga budaya Hindu.
F.D.K. Bosch ialah salah seorang dari pendukung hipotesis ksatria.
3.
Hipotesis Waisya
Menurut
pendukung hipotesis waisya ini, kaum waisya tersebut yang berasal dari kelompok
pedagang telah berperan didalam menyebarkan budaya Hindu ke Indonesia ini. Para
pedagang tersebut banyak berhubungan dengan para penguasa dan juga beserta
rakyatnya. Jalinan pada hubungan tersebut telah membuka peluang terjadinya
proses penyebaran budaya Hindu. N.J. Krom ialah salah satu pendukung dari
hipotesis waisya tersebut.
4.
Hipotesis Sudra
Von van Faber
menyatakan bahwa peperangan yang tejadi pada India telah menyebabkan
golongan sudra menjadi sekolompok orang buangan. Mereka kemudian pergi
meninggalkan India dengan mengikuti kaum waisya tersebut. Dalam jumlah
yang besar, diduga golongan sudralah tersebut yang memberi andil didalam
penyebaran budaya Hindu ke Indonesia.
Para ahli
menduga banyak para pemuda di wilayah Indonesia ini yang belajar agama Hindu
serta Buddha ke India. Di perantauan mereka mendirikan suatu organisasi
yang disebut Sanggha. Setelah memperoleh keilmuan yang banyak, mereka
kembali lagi ke Indonesia untuk menyebarkannya. Pendapat ini disebut dengan
Teori Arus Balik.
Perkembangan Agama Buddha
Agama Buddha tersebut diajarkan oleh
Sidharta Gautama di India ditahun ± 531 SM. Ayahnya ialah seorang raja bernama
Sudhodana sertaibunya Dewi Maya. Buddha artinya ialah orang yang telah sadar
serta juga ingin melepaskan diri dari samsara.
Kitab suci agama Buddha
adalah Tripittaka artinya “Tiga Keranjang” yang ditulis dengan bahasa
Poli. ada juga yang dimaksud dengan Tiga Keranjang adalah:
Winayapittaka : Berisikan
peraturan-peraturan serta juga hukum yang harus dijalankan oleh umat
Buddha.
Sutrantapittaka : Berisikan
wejangan-wejangan atau juga ajaran dari sang Buddha.
Abhidarmapittaka : Berisikan
penjelasan mengenai soal-soal keagamaan.
Pemeluk Buddha tersebut wajib
melaksanakan Tri Dharma atau “Tiga Kebaktian” yakni:
Buddha yakni berbakti kepada
Buddha.
Dharma yakni berbakti kepada
ajaran-ajaran Buddha.
Sangga yakni berbakti kepada
pemeluk-pemeluk Buddha.
Selain itu agar orang dapat
mencapai nirwana tersebut harus mengikuti 8 (delapan) jalan kebenaran atau juga
Astavidha yakni:
Pandangan yang benar. Niat yang benar.
Perkataan yang benar. Perbuatan yang benar.
Penghidupan yang benar. Usaha yang
benar. Perhatian yang benar. Bersemedi yang benar.
Disebabkan munculnya
berbagai penafsiran dari ajaran Buddha, akhirnya menimbulkan dua aliran
dalam agama Buddha yaitu:
Buddha Hinayana, yakni pada
tiap-tiap orang dapat mencapai nirwana atas usahanya sendiri.
Buddha
Mahayana, yakni orang bisa mencapai nirwana dengan usaha
bersama serta saling membantu. Pemeluk Buddha tersebut juga
mempunyai tempat-tempat yang dianggap suci serta juga keramat yakni:
Kapilawastu, yakni tempat lahirnya Sang Buddha. Bodh Gaya, yakni tempat Sang
Buddha bersemedi dan memperoleh Bodhi. Sarnath atau Benares, yakni tempat
Sang Buddha mengajarkan ajarannya pertama kali.
Kusinagara, yakni tempat wafatnya Sang
Buddha.
Masuknya suatu
pengaruh unsur kebudayaan Hindu-Buddha dari India sudah mengubah serta
juga menambah khasanah dari budaya Indonesia didalam beberapa aspek
kehidupan.
B. Agama
Pada saat
memasuki zaman sejarah, masyarakat di Indonesia sudah menganut kepercayaan
animisme serta juga dinamisme. Masyarakat tersebut mulai menerima sistem
kepercayaan baru, yakni agama Hindu-Buddha sejak berinteraksi atau
berhubungan dengan orang-orang India. Budaya baru ini membawa perubahan
dikehidupan keagamaan, misalnya ialah dalam hal tata krama, upacara-upacara
pemujaan, serta juga bentuk tempat peribadatan.
C. Pemerintahan
Sistem dari
pemerintahan kerajaan dikenalkan oleh orang India. Didalam sistem
tersebut kelompok kecil masyarakat bersatu dengan kepemilikan suatu
wilayah yang luas. Kepala suku yang terbaik serta juga yang terkuat berhak atas
tampuk kekuasaan kerajaan. Oleh sebab itulah, lahir kerajaan-kerajaan,
seperti Kutai, Tarumanegara, serta juga Sriwijaya.
D. Arsitektur
Salah satu
tradisi megalitikum ialah pada bangunan punden berundak-undak. Tradisi
ini berpadu dengan budaya India yang mengilhami suatu pembuatan bangunan
candi. apabila kita memperhatikan Candi Borobudur tersebut , akan terlihat
bahwa bangunannya tersebut berbentuk limas yang berundak-undak. Hal tersebut menjadi
bukti terdapatnya paduan budaya India-Indonesia.
E. Bahasa
Kerajaan-kerajaan
pada Hindu-Buddha di Indonesia tersebut meninggalkan beberapa prasasti yang
sebagian besar berhurufkan dengan Pallawa serta juga berbahasa Sanskerta.
Didalam perkembangan selanjutnya itu bahkan hingga saat ini, bahasa Indonesia
terus memperkaya diri dengan bahasa Sanskerta itu. Kalimat atau juga kata-kata
bahasa Indonesia yang merupakan suatu hasil serapan dari bahasa Sanskerta,
yakni: Pancasila, Dasa Dharma, Kartika
Eka Paksi, Parasamya Purnakarya Nugraha, dan sebagainya.
F. Sastra
Berkembangnya
pengaruh dari bangsa India di Indonesia membawa kemajuan yang besar dalam
bidang sastra. Karya sastra yang terkenal yang mereka bawa ialah kitab
Ramayana serta juga Mahabharata. Adanya kitab-kitab tersebut memacu
para pujangga Indonesia untuk dapat menghasilkan karya sendiri. Karya-karya
sastra yang muncul di Indonesia antara lain sebagai berikut :
Arjunawiwaha, karya Mpu Kanwa,
Sutasoma, karya Mpu Tantular, dan Negarakertagama, karya Mpu Prapanca.
G. Kebudayaan
1.
Seni Bangunan
Bentuk-bentuk
bangunan candi di Indonesia pada umumnya merupakan bentuk akulturasi antara
unsur-unsur budaya Hindu- Buddha dengan unsur budaya Indonesia asli. Bangunan
yang megah, patung-patung perwujudan dewa atau Buddha, serta bagianbagian candi
dan stupa adalah unsur-unsur dari India. Bentuk candicandi di Indonesia pada
hakikatnya adalah punden berundak yang merupakan unsur Indonesia asli. Candi
Borobudur merupakan salah satu contoh dari bentuk akulturasi tersebut.
2.
Seni Rupa dan Seni Ukir
Masuknya
pengaruh India juga membawa perkembangan dalam bidang seni rupa, seni pahat,
dan seni ukir. Hal ini dapat dilihat pada relief atau seni ukir yang dipahatkan
pada bagian dindingdinding candi. Misalnya, relief yang dipahatkan pada
dindingdinding pagar langkan di Candi Borobudur yang berupa pahatan riwayat
Sang Buddha. Di sekitar Sang Buddha terdapat lingkungan alam Indonesia seperti
rumah panggung dan burung merpati.
Pada
relief kala makara pada candi dibuat sangat indah. Hiasan relief kala makara,
dasarnya adalah motif binatang dan tumbuh-tumbuhan. Hal semacam ini sudah
dikenal sejak masa sebelum Hindu. Binatang-binatang itu dipandang suci, maka
sering diabadikan dengan cara di lukis.
3.
Seni Sastra dan Aksara
Pengaruh
India membawa perkembangan seni sastra di Indonesia. Seni sastra waktu itu ada
yang berbentuk prosa dan ada yang berbentuk tembang (puisi). Berdasarkan
isinya, kesusasteraan dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu tutur (pitutur
kitab keagamaan), kitab hukum, dan wiracarita (kepahlawanan).
Bentuk
wiracarita ternyata sangat terkenal di Indonesia, terutama kitab Ramayana dan
Mahabarata. Kemudian timbul wiracarita hasil gubahan dari para pujangga
Indonesia. Misalnya, Baratayuda yang digubah oleh Mpu Sedah dan Mpu Panuluh.
Juga munculnya cerita-cerita Carangan.
Berkembangnya
karya sastra terutama yang bersumber dari Mahabarata dan Ramayana, melahirkan
seni pertunjukan wayang kulit (wayang purwa). Pertunjukan wayang kulit di
Indonesia, khususnya di Jawa sudah begitu mendarah daging. Isi dan cerita
pertunjukan wayang banyak mengandung nilai-nilai yang bersifat edukatif
(pendidikan). Cerita dalam pertunjukan wayang berasal dari India, tetapi
wayangnya asli dari Indonesia. Seni pahat dan ragam luas yang ada pada wayang
disesuaikan dengan seni di Indonesia.
Di
samping bentuk dan ragam hias wayang, muncul pula tokoh-tokoh pewayangan yang
khas Indonesia. Misalnya tokohtokoh punakawan seperti Semar, Gareng, dan
Petruk. Tokohtokoh ini tidak ditemukan di India. Perkembangan seni sastra yang
sangat cepat didukung oleh penggunaan huruf pallawa, misalnya dalam karya-karya
sastra Jawa Kuno. Pada prasasti-prasasti yang ditemukan terdapat unsur India
dengan unsur budaya Indonesia. Misalnya, ada prasasti dengan huruf Nagari
(India) dan huruf Bali Kuno (Indonesia).
4.
Sistem Kepercayaan
Sejak
masa praaksara, orang-orang di Kepulauan Indonesia sudah mengenal simbol-simbol
yang bermakna filosofis. Sebagai contoh, kalau ada orang meninggal, di dalam
kuburnya disertakan benda-benda. Di antara benda-benda itu ada lukisan seorang
naik perahu, ini memberikan makna bahwa orang yang sudah meninggal rohnya akan
melanjutkan perjalanan ke tempat tujuan yang membahagiakan yaitu alam baka.
Masyarakat waktu itu sudah percaya adanya kehidupan sesudah mati, yakni sebagai
roh halus. Oleh karena itu, roh nenek moyang dipuja oleh orang yang masih hidup
(animisme).
Setelah
masuknya pengaruh India kepercayaan terhadap roh halus tidak punah. Misalnya
dapat dilihat pada fungsi candi. Fungsi candi atau kuil di India adalah sebagai
tempat pemujaan. Di Indonesia, di samping sebagai tempat pemujaan, candi juga
sebagai makam raja atau untuk menyimpan abu jenazah raja yang telah meninggal.
Itulah sebabnya peripih tempat penyimpanan abu jenazah raja didirikan patung
raja dalam bentuk mirip dewa yang dipujanya. Ini jelas merupakan perpaduan
antara fungsi candi di India dengan tradisi pemakaman dan pemujaan roh nenek
moyang di Indonesia.
Bentuk
bangunan lingga dan yoni juga merupakan tempat pemujaan terutama bagi
orang-orang Hindu penganut Syiwaisme. Lingga adalah lambang Dewa Syiwa. Secara
filosofis lingga dan yoni adalah lambang kesuburan dan lambang kemakmuran.
Lingga lambang laki-laki dan yoni lambang perempuan.
5.
Sistem Pemerintahan
Setelah
datangnya pengaruh India di Kepulauan Indonesia, dikenal adanya sistem
pemerintahan secara sederhana. Pemerintahan yang dimaksud adalah semacam
pemerintah di suatu desa atau daerah tertentu. Rakyat mengangkat seorang
pemimpin atau semacam kepala suku. Orang yang dipilih sebagai pemimpin biasanya
orang yang sudah tua (senior), arif, dapat membimbing, memiliki
kelebihan-kelebihan tertentu termasuk dalam bidang ekonomi, berwibawa, serta
memiliki semacam kekuatan gaib (kesaktian). Setelah pengaruh India masuk, maka
pemimpin tadi diubah menjadi raja dan wilayahnya disebut kerajaan. Hal ini
secara jelas terjadi di Kutai.
Salah
satu bukti akulturasi dalam bidang pemerintahan, misalnya seorang raja harus
berwibawa dan dipandang memiliki kekuatan gaib seperti pada pemimpin masa
sebelum Hindu-Buddha. Karena raja memiliki kekuatan gaib, maka oleh rakyat raja
dipandang dekat dengan dewa. Raja kemudian disembah, dan kalau sudah meninggal,
rohnya dipuja-puja.
Nama nama Dewa
dan Dewi dalam agama Hindu
• Agni (Dewa api)
Dalam ajaran agama Hindu, Agni adalah dewa yang
bergelar sebagai pemimpin upacara, dewa api, dan duta para Dewa.
Kata Agni itu sendiri berasal dari bahasa Sanskerta (अग्नि) yang berarti
'api'. Konon Dewa Agni adalah putra Dewa Dyaus dan Pertiwi.
• Aswin kembar (Dewa pengobatan, putera Dewa Surya)
Dalam ajaran agama Hindu, Aswin (Sanskerta: अश्विन, Latin: aśvin,
dibaca: As-win) adalah Dewa kembar
yang bergelar sebagai 'dokter para Dewa'. Mereka merupakan putera Dewa Surya danDewi Saranya.
• Brahma (Dewa pencipta, Dewa pengetahuan,
dan kebijaksanaan)
Menurut ajaran agama Hindu, Brahma (Dewanagari: ब्रह्मा; IAST: Brahmā) adalah Dewa pencipta.
Dalam filsafat Adwaita, ia dipandang
sebagai salah satu manifestasi dari Brahman (sebutan Tuhan dalam konsep Hinduisme) yang
bergelar sebagai Dewa pencipta. Dewa Brahma sering disebut-sebut dalam
kitab Upanishad dan Bhagawadgita
• Candhra (Dewa bulan)
Dalam agama Hindu, Candra adalah dewa bulan, sekaligus seorang Graha. Candra juga disamakan dengan Soma, dewa bulan dalam Weda-Weda. Kata Soma merujuk kepada minuman
manis dari tanaman, sehingga
Candra menjadi penguasa tanaman dan tumbuhan. Candra digambarkan sebagai dewa
yang berparas muda dan tampan, berlengan dua dan memegang gada dan teratai. Candra
merupakan ayah Budha. Ia merupakan
suami bagi Rohini, Anurada dan Bharani, yang merupakan 27 Naksatra (rasi bintang), puteri-puteriDaksa.
Menurut kepercayaan umat Hindu, Durga (Dewanagari: दुर्गा) adalah istri Siwa. Dalam agama Hindu, Dewi Durga
(atau Betari Durga) adalah ibu dari Dewa Ganesa dan Dewa Kumara (Kartikeya
• Ganesha (Dewa pengetahuan, Dewa
kebijaksanaan, putera Dewa Siva)
Ganesa (Sanskerta गणेश ; ganeṣa dengarkan (bantuan·info)) adalah salah satu dewa terkenal
dalam agama Hindu dan banyak dipuja oleh umat Hindu, yang
memiliki gelar sebagai Dewa pengetahuan dan kecerdasan, Dewa pelindung, Dewa
penolak bala/bencana dan Dewa kebijaksanaan.
• Indra (Dewa hujan, Dewa perang, raja surga)
Dalam ajaran agama Hindu, Indra (Sanskerta: इन्द्र atau इंद्र, Indra)
adalah dewa cuaca dan raja kahyangan. Oleh orang-orang bijaksana, ia diberi
gelar dewa petir, dewa hujan, dewa perang, raja surga, pemimpin para dewa, dan
banyak lagi sebutan untuknya sesuai dengan karakter yang dimilikinya.
Menurut mitologi Hindu, Beliau adalah dewa yang memimpin
delapan Wasu, yaitu delapan dewa yang menguasai aspek-aspek
alam.
• Kuwera / Kubera (Dewa kekayaan)
Dalam agama Hindu, Kuwera (Dewanagari: कुबेर; IAST: Kuvera) adalah dewa pemimpin golongan bangsa Yaksa atau Raksasa. Meskipun demikian, ia lebih istimewa dan
yang utama di antara kaumnya. Ia bergelar "bendahara para Dewa",
sehingga ia disebut juga Dewa Kekayaan. Kuwera merupakan putera dari
seorang resi sakti
bernama Wisrawa. Ia satu ayah
dengan Rahwana, namun lain
ibu.
• Laksmi (Dewi kemakmuran, Dewi kesuburan,
istri Dewa Visnu)
Dalam agama Hindu, Laksmi (Dewanagari: लक्ष्मी; IAST: Lakshmī) adalah dewi kekayaan,
kesuburan, kemakmuran, keberuntungan, kecantikan, keadilan, dan kebijaksanaan.
• Saraswati (Dewi pengetahuan, istri Dewa Brahmā)
Saraswati (Dewanagari: सरस्वती; IAST: Sarasvatī) adalah salah satu dari
tiga dewi utama dalam agama Hindu, dua yang
lainnya adalah Dewi Sri (Laksmi) dan Dewi Uma
(Durga).
• Shiwa (Dewa pelebur)
Siwa (Dewanagari: शिव; IAST: Śiva) adalah salah satu dari tiga
dewa utama (Trimurti) dalam agama
Hindu. Kedua dewa lainnya
adalah Brahmadan Wisnu.
• Sri (Dewi pangan)
Dewi Sri atau Dewi Shri (Bahasa Jawa), Nyai
Pohaci Sanghyang Asri (Bahasa Sunda), adalah dewi pertanian, dewi padi dan sawah, serta dewi kesuburan di pulau Jawa dan Bali. Pemuliaan dan pemujaan terhadapnya
berlangsung sejak masa pra-Hindu dan pra-Islam di pulau Jawa
• Surya (Dewa matahari)
Surya (Sanskerta: सूर्य; Surya)
adalah nama dewa matahari menurut kepercayaan umat Hindu.
Surya juga diadaptasi ke dalam dunia pewayangan sebagai dewa
yang menguasai atau mengatur surya atau matahari, dan diberi gelar
"Batara".
• Waruna (Dewa air, Dewa laut dan samudra)
Dalam ajaran agama Hindu, Baruna atau Waruna (Devanagari: वरुण; Latin: Varuna)
adalah manifestasi Brahman yang
bergelar sebagai dewa air, penguasa lautan dan samudra. Kata Baruna (Varuna)
berasal dari kata var (bahasa Sanskerta) yang berarti membentang, atau menutup. Kata
"var" tersebut kemudian dihubungkan dengan laut, sebab lautan
membentang luas dan menutupi sebagian besar wilayah bumi.
• Wayu
/ Bayu (Dewa angin)
Bayu (Sanskerta: वायुदाब वायु ; Vāyu, baca: Bayu, disebut
juga Waata (वात: Vāta) atau Pawana (पवन : Pavana) atau Prāna)
dalam agama Hinduadalah Dewa utama, bergelar sebagai Dewa
angin. Udara (Vāyu)
atau angin (Pāvana)
merupakan salah satu unsur dalam Panca Maha
Bhuta, lima elemen
dasar dalam ajaran agama Hindu.
• Wisnu (Dewa pemelihara, Dewa air)
Dalam ajaran agama Hindu, Wisnu (Dewanagari: विष्णु ; Viṣṇu)
(disebut juga Sri Wisnu atau Nārāyana) adalah Dewa yang
bergelar sebagaishtiti (pemelihara) yang bertugas memelihara dan
melindungi segala ciptaan Brahman (Tuhan Yang
Maha Esa).
• Yama (Dewa maut, Dewa akhirat, hakim yang mengadili roh orang mati)
Batara Yama adalah nama dewa penjaga neraka dalam agama Hindu dan Buddha. Namanya sudah disebut dalam kitab Weda.
Dewa-dewa agama Bunddha
Mi Le Fo
/ Maitreya
Nama ini
berasal dari bahasa Sansekerta. Menurut uraian yang bersifat tradisional,
beliau akan mencapai tingkat ke-Buddhaannya ketika beliau sedang berada di
bawah Pohon Jambudvipa, setelah Hyang Buddha Sakyamuni mencapai pencerahan
agungnya yang sempurna.
Ti Cang
Wang Pu Sa - Ksitigarbha
Bila
diterjemahkan nama Bodhisattva Ksitigarbha artinya Bumi tempat menyimpan
ke-sepuluh Sutra (kitab suci agama Buddha) Roda Kehidupan.
Dewi
Kwan Im Seribu Tangan
Jauh
sebelum diperkenalkannya agama Buddha pada akhir Dinasti Han (tahun 25 - 228),
Koan Im Pho Sat telah dikenal di Tiongkok purba dengan sebutanPek Ie Tai Su
yaitu Dewi berjubah putih yang welas asih.
Da Shi
Zhi Phu Sa / Mahasthamaprapta Bodhisattva
Namo
Bodhisattva Mahasthamaprapta dari bahasa sansekerta. terdapat beberapa versi
terjemahannya, yang semuanya berbeda-beda. Menurut kitab suci Agama Buddha yang
dinamai :”Sutra mengenai hal-hal yang harus dituruti, agar dapat dicapai
kehidupan yang lamanya tak dapat diukur”.
Tat Mo
Coo Su
Tat Mo
Coo Su (達摩祖師) atau Bodhi Dharma berasal dari India.
Beliau adalah Patriach ke-28 dan juga Patriach pertama dalam Zen Buddishme di
Tiongkok. Datang ke Tiongkok pada tahun 520 memasuki Tiongkok lewat Kwitang dan
kemudian menetap di biara Shao Lin, pegunungan Siong San, Ho Lam. Aliran yang
dibawanya kemudian disebut sebagai Zen Buddishme yaitu merupakan salah satu
sekte penting dalam agama Buddha Mahayana.
Tai
Shang Lao Jun
Maha
Dewa Tai Shang Lao Jun (Dai Shang Lao Jun) Maha Dewa Tai Shang Lao Jun adalah
Dewa Tertinggi dari semua Dewa Dewi.
Jiu Tian
Xian Nu
Seperti
yang sudah umat TAO ketahui, Jiu Tian Xuan Nu merupakan salah satu Dewi
Besar TAO. Jiu Tian Xuan Nu adalah Dewi yang sering membantu
pahlawan-pahlawan. Konon, cerita pada jaman raja satria Huang Ti yang pernah
mengajarkan rakyat menanam palawija.
Er Lang
Shen / Thian Kou
Er Lang
Shen (二郎神) adalah
Malaikat Pelindung Kota Sungai. Beliau adalah putra Li Bing, seorang Gubernur
dari propinsi Xi Chuan, yang hidup di zaman dinasti Qin.
Cay Sin
Ya
Cay Sin
Ya (財神爺) semasa
hidupnya adalah seorang menteri yang bijaksana pada masa akhir Dinasti Siang
(1766 - 1123 SM). Beliau adalah penitisan dari Dewata Bintang Sastra Bun
Khiok Seng.
Sebagai
Dewata Harta Sipil, kekuasaanya adalah menjaga harta kekayaan.
Hok Tek
Cing Sin
Hok Tek
Cing Sin (福德正神) adalah Malaikat Bumi yang berwenang
memberikan berkah rezeki (Hok Kie). Secara umum Beliau disebut Tho
Tee Kong (Dewata Bumi). Perbedaanya adalah bila dipuja
diatas altar lengkap dengan Pengawal Sipil dan Militer (Bun Bu Phoa Koa) Beliau
disebut Hok Tek
Cing Sin dan
mempunyai kekuasaan lebih besar bukan kekuasaan setempat/lokal.
Ba Xian
/ Delapan Dewa
Ba Xian
[Delapan Dewa / Pat Shien] adalah Dewa-Dewi Tao yang hidup pada masa yang
berbeda dan dapat mencapai kekekalan hidup. Mereka sering dilukiskan pada
benda-benda porselen, patung, sulaman, lukisan dan sebagainya.
Hok Tek
Cing Sin
Hok Tek
Cing Sin (福德正神) adalah Malaikat Bumi yang berwenang
memberikan berkah rezeki (Hok Kie). Secara umum Beliau disebut Tho
Tee Kong (Dewata Bumi). Perbedaanya adalah bila dipuja
diatas altar lengkap dengan Pengawal Sipil dan Militer (Bun Bu Phoa Koa).
Se Mien
Fo / Maha Brahma Sahampati
Di dalam
catatan sutra Buddha alam Pathana Jhana Bhumi terdapat 3 alam yaitu alam Brahma
Parisajja, Brahma Purohita dan alam Maha Brahma. "" Se Mien Fo
"" yang juga kita kenal sebagai Maha Brahma Sahampati ( dalam bahasa
thai dikenal sebagai " Phra Phom Sin Nei / Pah Pong " ) adalah
penguasa dari alam Maha Brahma yang merupakan alam tertinggi dalam alam pathana
jhana bhumi dan merupakan penguasa alam semesta.
Dewa
Dapur / Chauw Kun Kong
Dewa
Dapur Chauw
Kun Kong banyak
dipuja masyarakat Tao,di mana beliau yang ditunjuk untuk mengawasi kehidupan
manusia di bumi. Disebut Dewa Dapur karena dapur merupakan sumber benergi bagi
rumah dan orang-orang di seluruh dunia.
Post a Comment
Post a Comment